Artikel Terbaru

Pentingnya Core Drill dalam Pengujian Mutu Aspal dan Jalan Beton

01 Oktober 2025

Core Drill Asphalt: Alat Penting untuk Uji Mutu Jalan Aspal

Dalam dunia konstruksi jalan raya, mutu lapisan aspal menjadi salah satu faktor paling penting untuk memastikan kekuatan dan daya tahan jalan. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengevaluasi kualitas lapisan aspal adalah dengan pengambilan sampel inti menggunakan core drill asphalt.

Apa itu Core Drill Asphalt?

Core drill asphalt adalah alat bor khusus yang dirancang untuk mengambil sampel berbentuk silinder (inti) dari permukaan jalan beraspal. Mata bor alat ini berbentuk tabung berongga yang dilengkapi dengan ujung pemotong berlian (diamond bit), sehingga mampu memotong lapisan aspal dengan presisi tinggi tanpa merusak struktur inti sampel.

Fungsi dan Kegunaan

  • Pengujian Kualitas Aspal: Sampel inti yang diambil digunakan untuk uji laboratorium, seperti kepadatan, ketebalan lapisan, kadar aspal, dan kekuatan struktur.
  • Inspeksi Lapangan: Membantu kontraktor dan pengawas proyek memastikan ketebalan lapisan sesuai spesifikasi desain.
  • Perbaikan dan Pemeliharaan: Menentukan kondisi lapisan lama sebelum overlay atau perbaikan jalan.

Cara Kerja

  1. Posisi alat diletakkan di atas permukaan jalan aspal yang akan diuji.
  2. Mata bor diputar (dengan tenaga mesin listrik atau bensin) sambil diberi tekanan ke bawah.
  3. Lubang silindris terbentuk dan sampel inti aspal terangkat utuh.
  4. Sampel dibersihkan dan dikemas untuk diuji di laboratorium.

Keunggulan Core Drill Asphalt

  1. Menghasilkan sampel utuh dan akurat.
  2. Proses cepat dan efisien.
  3. Minim kerusakan di sekitar area pengeboran.

Penutup

Core drill asphalt adalah alat vital dalam pengendalian mutu proyek jalan. Dengan alat ini, pengambil keputusan dapat menilai kualitas konstruksi aspal secara obyektif sehingga standar jalan yang aman dan tahan lama dapat tercapai.


Baca selengkapnya...

Apa Itu SKK? Pentingkah untuk Dimiliki Pekerja Konstruksi?

23 September 2025

Di dalam dunia konstruksi ada kewajiban bagi para tenaga kerjanya untuk memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK). Kewajiban tersebut bertujuan untuk menetapkan kompetensi dan kualitas yang harus dijunjung baik oleh perusahaan konstruksi dan tenaga kerjanya. Lantas, mari kita bahas apa itu SKK, seberapa penting, dan apa saja syarat-syarat meraihnya.

Apa Itu SKK?

Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) adalah sebuah dokumen penting yang digunakan dalam industri konstruksi untuk menilai dan memverifikasi kemampuan suatu perusahaan atau kontraktor dalam melaksanakan proyek-proyek konstruksi. SKK memiliki peran yang signifikan dalam memastikan bahwa perusahaan yang terlibat dalam proyek konstruksi memiliki kualifikasi yang memadai dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Seberapa Penting SKK?

SKK penting karena dapat menjadi alat yang membantu dalam seleksi dan evaluasi perusahaan kontraktor. Dengan adanya SKK, pemilik proyek atau pemberi tugas dapat memperoleh informasi yang lengkap tentang kemampuan teknis dan keuangan suatu perusahaan, serta menilai pengalaman dan kredibilitasnya. Dokumen ini membantu meminimalkan risiko dan memastikan bahwa perusahaan yang dipilih memiliki kapabilitas yang memadai untuk menyelesaikan proyek konstruksi dengan baik.

SKK memiliki peran penting dalam menjaga integritas industri konstruksi. Dokumen ini membantu dalam menciptakan persaingan yang sehat dan adil antara perusahaan kontraktor, serta melindungi klien dari risiko pekerjaan yang buruk atau tidak sesuai. Dengan menggunakan SKK, klien dapat memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang dipilih telah diverifikasi dan memenuhi standar yang ditetapkan.

Dalam industri konstruksi yang kompleks dan seringkali melibatkan proyek-proyek besar, SKK menjadi alat penting untuk mengidentifikasi dan memilih perusahaan yang memiliki kualifikasi yang tepat. Dengan demikian, SKK membantu dalam menjamin kualitas, keberlanjutan, dan keberhasilan proyek konstruksi.

Syarat-syarat Meraih SKK

Untuk mendapatkan SKK, Anda harus mengikuti proses ujian terlebih dahulu. Adapun proses tersebut terdiri dari dua tahap, yaitu seleksi administrasi dan seleksi teknis. Tahap seleksi administrasi melibatkan pengecekan dokumen persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh pengaju dari perusahaan konstruksi. Sedangkan tahap seleksi teknis melibatkan ujian tertulis dan wawancara.

Ujian tertulis pada tahap seleksi teknis mencakup berbagai materi, seperti teori konstruksi, peraturan dan standar konstruksi, manajemen proyek konstruksi, dan lain sebagainya. Sementara itu, wawancara dilakukan untuk menguji kemampuan asesi dalam menjawab pertanyaan teknis terkait konstruksi.

Proses asesmen dapat dilakukan secara online atau tatap muka sesuai dengan kebijakan dan pilihan pelaksana ujian. Setelah melewati tahap ujian asesmen, Asesor LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) akan mengevaluasi hasilnya. Jika asesi dinyatakan lulus, maka mereka akan diberikan SKK Konstruksi dengan kategori sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Dengan SKK Konstruksi, individu akan memiliki pengakuan resmi atas kompetensinya dalam bidang konstruksi. Sertifikat ini penting untuk meningkatkan peluang kerja, membuktikan kualifikasi, dan meningkatkan profesionalisme dalam industri konstruksi.

Adapun klasifikasi SKK terbagi per jabatan yang diraih berdasarkan jenjang pendidikan. Berikut adalah klasifikasinya:

  • Jenjang 1, kualifikasi operator dengan persyaratan non pendidikan dengan Pembelajaran Bantuan Komputer (PBK).
  • Jenjang 2, kualifikasi operator dengan persyaratan ijazah minimal Pendidikan Dasar dengan pengalaman minimal 2 tahun.
  • Jenjang 3, kualifikasi Operator dengan persyaratan ijazah minimal Pendidikan Dasar dengan pengalaman minimal 5 tahun.
  • Jenjang 4, kualifikasi teknisi atau analis dengan persyaratan ijazah minimal SMA/SMK sederajat dengan pengalaman minimal 4 tahun.
  • Jenjang 5, kualifikasi teknisi atau analis dengan persyaratan ijazah minimal SMA/SMK sederajat dengan pengalaman minimal 10-12 tahun.
  • Jenjang 6,  kualifikasi teknisi atau analis dengan persyaratan ijazah minimal D1 Teknik.
  • Jenjang 7,8, dan 9, kualifikasi ahli yang mewajibkan tenaga konstruksi tersebut memiliki ijazah minimal S1 Teknik.

Baca selengkapnya...
n